Senin, 17 Oktober 2011

Asal Mula Sifat dan Perilaku

Perilaku anak itu benar-benar mengimitasi perilaku orang tua. Lingkungan sangat berpengaruh, anak ibarat seperti air, sekarang tergantung siapa yang menuangkan warna apa ke dalam air tersebut. Air adalah sifat dasar manusia, dan warna adalah pengaruh lingkungan sekitar. Air adalah sifat dasar manusia, warna adalah sifat yang diberikan orang tua kepada anaknya.

Respon seseorang tergantung bagaimana dia dibentuk sedari kecilnya. Ada seorang yang sukses di umur 30an, dan sudah banyak job dari muda, namun setiap kali dia menangani project, selalu saja tidak percaya diri. Keragu2an, ketakutan, stress yang berlebihan dan tidak bisa makan beberapa hari. Ketika di terapi ternyata sejak kecil dia selalu dibandingkan dengan anak yang lain oleh orang tuanya, baik dirumah maupun di sekolah. Sehingga membuatnya tidak percaya diri. Dan penyebabnya adalah masalah yang ada di rumah dan di sekolah. Namun secara sadar sebenarnya dia tahu apa yang harus dia lakukan, terbukti dengan menjadi siswa terbaik di sekolahannnya.
Traumatik yang berbekas membawa akibat pada seseorang ketika ia menjadi orang tua. Pola pendidikan kita pada masa lalu sering menjadi seperti apa kita mendidik anak kita kelak.
Sebagai ilustrasi, ada beberapa sikap dalam menelepon beberapa orang ada yang langsung nelpon, ada yang misscall, ada yang hanya menunggu. Ternyata dalam menyikapi telpon, terdapat perbedaan antara yang satu dengan yang lain, tergantung dari seperti apa dia dididik dulunya.
Mula asal sikap dan prilaku ini dari mana? Sudahkah suatu keluarga itu memiliki visi, misi? Apa tujuan kita berkeluarga? Mau dibawa kemana? Mau menjadi seperti apakah keluarga ini?
Keluargalah yang membentuk kebiasaan2 seseorang sepanjang hidupnya. Orang tua tidak membuka diri untuk memberikan peluang pada anaknya. Pokoknya harus begini harus begitu. Tidak fleksibel. Kita punya kebebasan untuk memilih apa respon yang terbaik untuk diri kita. Tidak ada inovasi, So. Dari rumah semuanya terbentuk dari rumah, kita orang tua, memang kita sosok yang paling powerfull, paling tahu, paling pintar, namun kita harus memberikan peluang pada mereka untuk bersuara, menyampaikan idenya. Ada orang tua yang malu kalo anaknya masuk jurusan tertentu. Orang tua memaksakan jurusan untuk anaknya tersebut. Tanpa memberikan kebebasan untuk anaknya. Ada seorang dokter yang sebenernya dia tidak suka hanya karena paksaan orang tuanya. Ketika lulus, ijazah dikasih untuk orang tua, aku telah jadi dokter dan biarkan aku untuk menjadi diriku sendiri. Aku ingin menjadi chef..ya jadi selama dia kuliah, biaya yang banyak, dan telah tercapai keinginan orang tua, maka dia telah memberikan apa yang orang tuanya inginkan. begitulah jika dipaksa oleh orang tua. Maka biarkanlah mereka tumbuh kembang sesuai keinginan mereka.
Kadang ada kita bahagia padahal anak yang pura2 bahagia, hanya untuk membahagiakan orang tua. Jika ada kondisi yang frontal maka dia akan membenci orang tuanya. Ada lingkungan di luar negeri anak menuntut orang tuanya karena dia cacat. Dan orang tua membayar denda atas kecacatan anaknya. Indonesia tidak begitu. Namun sampai kapan kita memegang budaya ini?? Budaya itu setiap waktu bergeser.
Untuk itu mari kita terbuka untuk membentuk anak kita menjadi pribadi lebih positif untuk kedepannya Hingga dia dewasa nanti . so jangan sia-siakan masa2 emas anak2 kita
Pertanyaan dari seorang penelpon: Slmat pg pak narsum (narasumber), gmana menghadapi anak yg keras kepala, anak saya ini orangnya sangat keras so bagmna crnya untuk mendidik anak saya.??
Jawaban :
Acara ini bukan acara untuk nyalah2in orang tua ... tapi lebih membentuk kesadaran, skill dan kemampuan kita untuk mendidik anak. tidak ada jurusan, sekolahan, dan matakuliah belajar menjadi orang tua.,. Keras kepalanya seperti apa?? Secara umum kita menginginkan sesuatu yang diikuti langsung namun pndirian anaknya lebih kuat sehingga dia tidak mengikuti dan kedua setiap keinginan anak harus diikuti...
1. Jadikan sbg tantangan , coba tanyakan kembali kepada diri sendiri. Apa yang aku inginkan untuk anakmu. Ketika kita bertanya what do i want ??? inginkan anaknya penurut..
a. Yakin bahwa anak mempunyai basic anak yg baik dan mau mngikuti kata-kata kita. Jadi keyakinan yang ada di dalam fikiran kita akan memudahkan kita untuk memberikan hal yang positif untuk anak kita.
b. Memilih kata2 yg tepat untuk meminta/menyuruh anak, basicly setiap orang tidak ada mau yang diperintah, n kapan kita mau disuruh ketika kita memiliki sesuatu persamaan, ada nilai yang sama, dihargai, dihormati, dan sosok keakuan si anak, perlu teknik2nya, menggunakan kata-kata yang tepat. Mengakui keegoan si anak, dan perintah ini menjadi part of me, bagian dari aku.
c. Melakukan konsistensi, ketika tidak konsisten maka anak akan kembali pada kebiasaan lamanya.
d. Hindari dari membandingkan anak dengan anak lainnya. Liat abang.. liat si adek... Akhirnya kemungkinan dia bukan membaik, namun keakuannya mengakui bahwa dia memang beda dan tidak baik. Ada unsur keberadaan dia dan keakuan dia.
2. Penjelasan apa yang kita inginkan.. katakan saja, mama maunya kamu seperti ini.
Ask ; pergi ke pasar jika tidak dipenuhi, dia nangis, guling2... kan malu jika tidak dikasih, tpi kalo di kasih jadi salah asuhan.
Saya sering membawa anak ke mall, toko buku,
Dulu sebelum ada ilmunya... mau ini mau itu, kalo lagi ada duit dibeliin juga tapi kalo lagi ga duit aargggghh... perang di tempat...
Namun sekarang
Program dari malam besok kita ke toko buku n masing2 boleh beli 1 buku selesai, ada perjanjian dengan anak. Budget sekian.
Solusinya sebelum berangkat kemanapun buatlah agreement... anak punya program sendiri, budget sekian, pergi ketoko buku, mau berbuat apa lagi, n melakukan ini-itu. Jika mau main ke game station, harus di kasih batasan. Dan untuk jalan-jalan juga Ada anak yang jika di ajak tanpa agreement maka dia akan melampiaskan kekesalannya pada setiap apapun yang diliatnya. Karena skejulnya telah kita hancurkan. Sehingga apapun di jadikan ayunan.

Pertanyaan lain: Anak saya sudah remaja, n punya penolakan n gmana cara agar mereka tidak merasa bahwa kita tidak otoriter. Anaknya laki 3 orang semua...

Jawab :
Dewasa pendekatannya beda
0-13 adalah usia yang gampang untuk mengubah perilaku.critical area sudah mulai menguat. Nah jika telah lewat dari masa itu maka pendekatan kita adalah sebagai seorang sahabat. Keakuannya terbentuk dengan kental, ada yang mengalah tapi tak rela, ada yang frontal lari dari rumah. Inilah aku, yang mau mama dan papa itu bukan aku. Tp hanya tuk membahagiakan orang tua.. Ayo sholat, ayo mandi, ayo belajar kamu sekarang. Jangan militer. Apalagi di depan orang maluuu.....so Jika anak sudah dewasa jadikan dia sahabat. Sedikit menurun ga masalah, menjadi muda lagi. Dg bahasa2 mereka, sehingga gampang untuk berkomunikasi dg anaknya dan gampang untuk mengarahkan mereka. Yaitu bahasanya menembus ruang dan waktu Pengalaman saya,abang saya yang lagi kerja jauh kirim surat, ibu jangan menangis, jika ibu menangis maka aku juga akan menangis. Maka Manfaatkan ikatan batin ini mengarahkan dia untuk hal-hal yang positif. 081374614730.

Sesi terapi :
Kita semua inginkan sebuah keluarga yang sangat bahagia... apapun posisi skrg rilekslah... santai,,,yang nyetir istirah sebentar, msuk kdlam sendiri, bisa dengarkan musik apapun itu, merasakan dinginnya udara, menciptakan gambar ttg masa lalu kita, dan kembali ke masa lalu kita dengan mudahnya liat mereka dg real, n ingat kmbl apa yg merka katakan. Kita ingat kembali pesan2 yg mereka katakan masa lalu,lihat perlahan orang2 yang powerfull di mata kita, dengarkan apa yang mereka katakan dan kita punya pilihan mana yang bisa kita katakan ya mana yang kita katakan itu keterbatasan yang ada pada mereka. Mereka memiliki pengaruh positif n negatif.
Ketika kata2 mereka tidak memberdayakan kita, maka liatlah sebenernya mereka inginkan kita sukses, berhasil, berdaya, tumbuh dan kembang menjadi orang yang sukses, bahwasanya mereka inginkan kita orang yang sukses dan berhasil. Dengarkan kembali kata2 mereka dan lihat kembali sikap2 merka. Mereka inginkan keberhasilan ada pada diri kita, kemudahan dalam setiap langkah kita, kesuksesan ada pada setiap usaha kita , siapapun itu bahwa mereka sayang kepada kita. Lebih berdaya lagi Kita penuh dg kata2 positif, dilingkupi oleh2 orang yang inginkan keberhasilan atas kita.dan kita dapat melihat dengan mudah melihat anak2 kita, melahirkan sendiri anak2 kita . Dan dengan mudah kita membesarkan mereka memberikan kata2 positif untuk anak2 kita tumbuh subur sehat dan sukses , sehat dan kreatif... amiin.
---ooo---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks for your comments.
May your life fill up with happiness.