Rabu, 28 Desember 2011

dan Anak-anakku Membuat Blog...

Hari ini begitu special buat si Sulung Syakira dan si bujang Abang Fathan. Begitu bersemangat terbangun di pagi hari dengan goal membuat blog, setelah kemarin mereka membuat account email di gmail.com.
Semangat yang menggebu dari kanak-kanak kadang tak terkontrol sehingga disinilah kesempatan membuat atau tepatnya menginstallkan program fikiran yang positif. Bahwa orang bisa melihat siapa kita dari apa yang kita tuliskan. Karena itu kesadaran bahwa semakin banyak kita menuliskan kebaikan semakin besar kemungkinan kita menjadi orang baik. Semakin sering kita menuliskan tentang kesuksesan tentu sukses itu kan ada dalam genggaman secepat yang kita inginkan.
Nah inilah blog anak-anakku: www.ayamjantandaribarat.blogspot, dan www.storyfrommybackyard.blogspot.com
Wah ternyata namanya kepanjangan nak...
Yo wis itukan pilihan mereka, kadang aku harus membiarkan mereka mengalami agar mereka mendapatkan pembelajarannya.
Salam happy family...

Kamis, 27 Oktober 2011

When You Call Me Dad

There's a certain day that we feel so tired, so exhausted. It is the day when there are so many problems at the office, so many complain from the clients, so much challenges from the customers, let alone the stubborn colleagues. In this day the sunlight no longer bright, the breeze no longer refresh.
At the end of the day, we go home and ...there's a call from our child(ren) "Daddy...!" then followed with a big hug and a sweet kiss my the little one...and suddenly the day changes into so bright, the air fill with the joy, the burden has gone somewhere...
Deep in our heart there's a space that can only be filled with love of our child(ren).
I love you guys,
from Daddy

Rabu, 26 Oktober 2011

How Parent's can Play the Right Role

Many times I had phone called from teenagers asking about their parents who treat them like a child. At the other times I also had phone calls from parents who think that their children are not listening to them any longer.
Both situation are actually derived from the same root. Parents are not playing the right role for a certain child. In fact many parents are so reluctant to change the way they treat the children as they believe what they are doing is the right thing for their children.
Dear Mom and Dad...
We have to realize that time and many situation has changed. We cannot treat our children the way we were treated long time ago. The disobedience of our children should be a wake up call for us to realize that something need to be rearranged. There are certain approach that to be improved. So we have to change ourselves, improve our knowledge and skills, and be willing to new techniques in approaching our children.
What are the skills and techniques we need to have...?
One of them is communication skills. How to communicate with our kids is really matter. Another skills is our views of our child, what we think about our children? Do we have any trust in them? How suspicious are we? Please answer this questions and have a great new experience with your children.
Answering those questions will help us in raising our children.

"Happiness IS A CHOICE"
Regards from your FAMILY hypnoTHERAPIST
Hasbi

Senin, 17 Oktober 2011

Ada Apa dengan Pola Asuh

Anak-anak memiliki karakter yang berbeda-beda meskipun orang tuanya sama, bahkan terkadang mereka memiliki cara berfikir yang berlainan padahal pola asuhnya sama kemungkinan besar sama. Orang tua sukanya membedakan ada juga yang sama, setiap anak punya karakter sendiri, every human is unique… CPU (Central Prosessing Unit) itu seperti fikiran Seperti kita menyalakan computer dan ingin mengetik, namun karena tidak paham seperti apa computer tersebut, meski telah dipencet-pencet keyboardsnya tetap aja programnya tidak jalan-jalan. Yang ada malah melampiaskan kekesalan dan kemarahan pada computer misal di banting, dipukul dan sebagainya. Begitu juga ketika kita ingin menginput sesuatu kepada si anak, maka terlebih dahulu si orang tua paham seperti apa karakter anak-anaknya. Namun sering orang tua memperlakukan seperti itu terhadap anak, ketika apa yang diinginkan oleh orang terhadap anaknya tidak terpenuhi maka orang tua kerap memukul anaknya dan memarahi anaknya. Sebenarnya yang salah adalah orang tuanya, atau programmernya, sebagai penginput datanya.
Fikiran adalah CPU nya anak kita, sering terjadi fikiran orang tua yang ingin dimasukkan ke anaknya. Karena si orang tua tidak paham apa mekanisme fikiran anak-anak. Bahkan bisa menimbulkan traumatik. Misal karena melihat wajah ayahnya yang sangar ketika marah, (mendapat info dari the nany 911), bahwa si ayah harus memperlihatkan wajah marah kepada anaknya. Sehingga anaknya merasa takut dan ketika anak takut sang ayah bangga dengan hal itu. Si ayah berfikir dengan begitu dia bisa mengendalikan fikiran anaknya. Namun ada hal yang menjadi efek buruk bagi si anak yaitu menimbulkan trauma. Seperti ada anak-anak yang trauma atau phobia dengan kancing baju, makanan, cicak, warna tertentu dsb. Trauma tadi disebabkan karena melihat wajah sangar sang ayah, takut kalau ayah marah dan tertanam dalam fikiran mereka. sebenarnya trauma itu bukan ditimbulkan dari bawaan, tapi karena bawaan orang tua sewaktu kecil terhadap anak-anaknya. Trauma itu berbahaya. Traumatik eksperience.
Disinilah perlunya kita memahami pikiran, bagaimana pikiran tersebut bekerja untuk membuat lebih mudah dalam mendidik anak kita, memprogram dia dengan dengan hal-hal yang positif, jauh lebih gamblang, nyaman dan mudah. Bagian dari fikiran itu sendiri ada fisiologi fikiran secara umum terbagi 2:
1. sadar, dan
2. tidak sadar
88 % fikiran tidak sadar kita digerakkan setiap hari.... seperti menghidupkan mobil. Jika kita mengerjakan secara sadar...kita akan mengingatnya secara berurut (kronologis) dan apabila telah terbiasa kita tidak perlu lagi untuk mengingat-ngingatnya karena telah hafal maka hal itu jadi kebiasaan dan dan bahkan tiba-tiba tidak terasa telah sampai di tempat tujuan (di kantor). Dalam fikiran tersebut Ada namanya kritikal area yaitu untuk memfilter informasi yang masuk. Ada orang tua yang pintar untuk membypass kritikal area anaknya. ada emosional, logical... pikiran sadar hanya ingat 1-1,5 jam short time memory. Ada informasi yang di buang, di pegang, di abaikan... anak-anak punya kritikal area yang sangat tipis... seperti umur 3 tahun sehingga apapun yang kita masukkan dia terima semuannya... starting membentuk karakter anak.. pada masa-masa golden age sangat berpengaruh... untuk memprogram anak. Kasus Ada anak yang merokok, ngomong jorok, akting seperti orang dewasa. Kenapa kok bisa? Itu karenaLingkungan sekitar lah yang membentuk dia seperti itu. Sehingga orang tua harus hati-hati untuk memberikan labeling, persepsi... ini masa memori panjang, keep all his life, ada orang dewasa masih takut dengan karet. bapak-bapak Takut dengan cicak. Dan hal ini tersimpan dalam longterm memory alam bawah sadar manusia.
Hipnotis, hipnoterapis adalah orang yang memiliki kemampuan membypass crtical area. Anak-anak di atas 12 tahun ke atas punya critical area yang tebal, ke akuan, dll maka sebagai orang tua harus memiliki skill untuk membypass critical area sia anak. Banyak orang tua ngeluh... gini aja ga bisa, harus berapa kali disuruh.. dll ini sering kita dengar. Hal ini sering kali terucap dari orang tua melalui fikiran sadar sehingga kata-kata tersebut tidak memahami pola dan karakter si anak.. orang tua harus mempunyai skill untuk membypass critical area anak.
Pertanyaan: Ponakan ingin menjadi seperti saya seorang guru, padahal saya ini om nya.. gimana caranya?
Jawaban : pada anak-anak yang berperan adalah pikiran bawah sadar, dan akan cepat mengikuti suatu figur yang memiliki otoritas yang kuat menurutnya sehingga dia ingin meniru. Hingga suatu saat nanti dia bertemu orang yang memiliki figur yg lebih kuat lainnya, , contoh tontonan film sinchan.. di Jepang itu sebenarnya film dewasa. Namun di Indonesia dijadikan sebagai film yang di tonton anak-anak. bagi orang tua jadilah orang tua yang menjadi sosok yang dibanggakan oleh anak-anak. malangnya orang tua menjadi bangga karena menjadi sosok yang ditakuti oleh anak-anak. pesan ayah tidak diikuti., di takuti bukan di senangi, wibawa tidak dicipktakan dari sosok yang ditakuti. Namun hormat itu muncul dari sayang kita ke anak, ketika anak butuh kita ada, ketika anak ada masalah kita bisa memberi solusi untuk menyelesaikannya, sebagai orang tua harus respect terhadap anak, problem solver, namun karena takut si anak jadinya bersikap pura-pura, didepan kita bilang oke, namun dibelakang kita dia melawan. Karakter yang ada di sekeliling dia,

Jika orang tua bekerja maka faktor yang dominan untuk membentuk karakter anaknya adalah lingkungan. Namun jika orang tua cerdas bisa berinteraksi dengan anak secara intens kepada anak, dengan pola-pola tertentu, orang tualah yang dominan. 90% lebih itu sikap anak berawal dari orang tua, termasuk membiarkan anak dibentuk oleh lingkungan, itu juga peranan orang tua. ada orang tua yang lepas tanggung jawab karena telah merasa menitipkan anaknya pada sekolah yang lengkap dengan segala fasilitas tanpa mau tau tentang anaknya. Ini efeknya bahaya karena membiarkan anak di bentuk oleh lingkungan bukan dari orang tuanya. Seperti TV jangan dijadikan programmer anak, orang tua sedikit malas untuk memperhatikan tumbuh kembang anaknya. sehingga membiarkan anaknya di program oleh TV dan lingkungan yang terkadang efek negatif, lalu kemudian hari bertanya pada diri sendiri, salah apa ya?
Fungsi Fikiran sadar sangat mengidentifikasi apa yang dilihat, didengar dan dirasakan, fungsi menganalisa untung-rugi, bahaya-aman, membandingkan, analisis kemudian memutuskan.
Sementara fikiran bawah sadar membentuk kebiasaan, emosi dan menyimpan memory yang disimpan dalam jangka panjang, proses dari fikiran sadar ke fikiran bawah sadar ada filter untuk setiap informasi yang didapat critical area. semakin dewasa semakin banyak yang dibaca, dilihat, interaksi, semakin dewasa anak semakin sulit dibentuk karena critical areanya sudah tebal. Karakter itu yang enak didengar, yang enak di ajak bicara. The nany 911 menyuruh anak diam. Bagus, tapi harus dijelaskan apa salahnya dan apa yang kita inginkan...

Pertanyaan di FB: Bagaimana caranya jika si anak dalam keluarga hidup dengan idiologi yang beda namun tetap bisa hidup rukun?
Jawab:
Disini posisinya Jati diri anak telah terbentuk, cari area kita yang sama, dan perbesar area itu, jika kita memiliki perbedaan perkecil ruangnya.. sehingga harmonisnya ketemu.. seperti pasangan baru ketemu, Langkah-langkah untuk membypass anak dengan benar


Therapy time :
Sebagai orang tua kita harus memiliki kapasitas untuk berkomunikasi dengan siapapun...bayangkan dengan jelas wajah anak kita... rasakan kehadiran mereka di samping kita bayangkan kita bisa bicara dengan mudah dengan mereka. Ada yang merasakan kasih sayang itu dalam bentuk kehangatan... perbesar rasa itu, dan semakin besar... ketika kita mendatangi anak kita dengan rasa sayang kita pada mereka, dan yakini kalau dia juga merasakan rasa sayang kita padanya.. semakin besar sayang kita... kemudian kita bisa sampaikan kata-kata positif, mengidentifikasi, ucapkan sayang kita pada mereka, kita cinta mereka, dan inginkan kebaikan untuk mereka. Ingin merubah mereka ke arah yg lebih baik, rasakan sayang kita mengalir lebih mendalam kepada anak kita...repetisi pengulangan untuk menembus critical area... jadilah orang tua yang disayangi dan disegani bukan yang ditakuti. Cari pic emotion... puncak emosi... masukkan pesan saat dia menonton film edukatif... menyampaikan pada masa hipnotic time, bangun tidur dan menjelang tidur sampaikan... paradigma perintah kepada percakapan...identitas anak biasanya meniru orang disekitarnya.. karakter yg diliatnya.. guru juga demikian..
---ooo---

Asal Mula Sifat dan Perilaku

Perilaku anak itu benar-benar mengimitasi perilaku orang tua. Lingkungan sangat berpengaruh, anak ibarat seperti air, sekarang tergantung siapa yang menuangkan warna apa ke dalam air tersebut. Air adalah sifat dasar manusia, dan warna adalah pengaruh lingkungan sekitar. Air adalah sifat dasar manusia, warna adalah sifat yang diberikan orang tua kepada anaknya.

Respon seseorang tergantung bagaimana dia dibentuk sedari kecilnya. Ada seorang yang sukses di umur 30an, dan sudah banyak job dari muda, namun setiap kali dia menangani project, selalu saja tidak percaya diri. Keragu2an, ketakutan, stress yang berlebihan dan tidak bisa makan beberapa hari. Ketika di terapi ternyata sejak kecil dia selalu dibandingkan dengan anak yang lain oleh orang tuanya, baik dirumah maupun di sekolah. Sehingga membuatnya tidak percaya diri. Dan penyebabnya adalah masalah yang ada di rumah dan di sekolah. Namun secara sadar sebenarnya dia tahu apa yang harus dia lakukan, terbukti dengan menjadi siswa terbaik di sekolahannnya.
Traumatik yang berbekas membawa akibat pada seseorang ketika ia menjadi orang tua. Pola pendidikan kita pada masa lalu sering menjadi seperti apa kita mendidik anak kita kelak.
Sebagai ilustrasi, ada beberapa sikap dalam menelepon beberapa orang ada yang langsung nelpon, ada yang misscall, ada yang hanya menunggu. Ternyata dalam menyikapi telpon, terdapat perbedaan antara yang satu dengan yang lain, tergantung dari seperti apa dia dididik dulunya.
Mula asal sikap dan prilaku ini dari mana? Sudahkah suatu keluarga itu memiliki visi, misi? Apa tujuan kita berkeluarga? Mau dibawa kemana? Mau menjadi seperti apakah keluarga ini?
Keluargalah yang membentuk kebiasaan2 seseorang sepanjang hidupnya. Orang tua tidak membuka diri untuk memberikan peluang pada anaknya. Pokoknya harus begini harus begitu. Tidak fleksibel. Kita punya kebebasan untuk memilih apa respon yang terbaik untuk diri kita. Tidak ada inovasi, So. Dari rumah semuanya terbentuk dari rumah, kita orang tua, memang kita sosok yang paling powerfull, paling tahu, paling pintar, namun kita harus memberikan peluang pada mereka untuk bersuara, menyampaikan idenya. Ada orang tua yang malu kalo anaknya masuk jurusan tertentu. Orang tua memaksakan jurusan untuk anaknya tersebut. Tanpa memberikan kebebasan untuk anaknya. Ada seorang dokter yang sebenernya dia tidak suka hanya karena paksaan orang tuanya. Ketika lulus, ijazah dikasih untuk orang tua, aku telah jadi dokter dan biarkan aku untuk menjadi diriku sendiri. Aku ingin menjadi chef..ya jadi selama dia kuliah, biaya yang banyak, dan telah tercapai keinginan orang tua, maka dia telah memberikan apa yang orang tuanya inginkan. begitulah jika dipaksa oleh orang tua. Maka biarkanlah mereka tumbuh kembang sesuai keinginan mereka.
Kadang ada kita bahagia padahal anak yang pura2 bahagia, hanya untuk membahagiakan orang tua. Jika ada kondisi yang frontal maka dia akan membenci orang tuanya. Ada lingkungan di luar negeri anak menuntut orang tuanya karena dia cacat. Dan orang tua membayar denda atas kecacatan anaknya. Indonesia tidak begitu. Namun sampai kapan kita memegang budaya ini?? Budaya itu setiap waktu bergeser.
Untuk itu mari kita terbuka untuk membentuk anak kita menjadi pribadi lebih positif untuk kedepannya Hingga dia dewasa nanti . so jangan sia-siakan masa2 emas anak2 kita
Pertanyaan dari seorang penelpon: Slmat pg pak narsum (narasumber), gmana menghadapi anak yg keras kepala, anak saya ini orangnya sangat keras so bagmna crnya untuk mendidik anak saya.??
Jawaban :
Acara ini bukan acara untuk nyalah2in orang tua ... tapi lebih membentuk kesadaran, skill dan kemampuan kita untuk mendidik anak. tidak ada jurusan, sekolahan, dan matakuliah belajar menjadi orang tua.,. Keras kepalanya seperti apa?? Secara umum kita menginginkan sesuatu yang diikuti langsung namun pndirian anaknya lebih kuat sehingga dia tidak mengikuti dan kedua setiap keinginan anak harus diikuti...
1. Jadikan sbg tantangan , coba tanyakan kembali kepada diri sendiri. Apa yang aku inginkan untuk anakmu. Ketika kita bertanya what do i want ??? inginkan anaknya penurut..
a. Yakin bahwa anak mempunyai basic anak yg baik dan mau mngikuti kata-kata kita. Jadi keyakinan yang ada di dalam fikiran kita akan memudahkan kita untuk memberikan hal yang positif untuk anak kita.
b. Memilih kata2 yg tepat untuk meminta/menyuruh anak, basicly setiap orang tidak ada mau yang diperintah, n kapan kita mau disuruh ketika kita memiliki sesuatu persamaan, ada nilai yang sama, dihargai, dihormati, dan sosok keakuan si anak, perlu teknik2nya, menggunakan kata-kata yang tepat. Mengakui keegoan si anak, dan perintah ini menjadi part of me, bagian dari aku.
c. Melakukan konsistensi, ketika tidak konsisten maka anak akan kembali pada kebiasaan lamanya.
d. Hindari dari membandingkan anak dengan anak lainnya. Liat abang.. liat si adek... Akhirnya kemungkinan dia bukan membaik, namun keakuannya mengakui bahwa dia memang beda dan tidak baik. Ada unsur keberadaan dia dan keakuan dia.
2. Penjelasan apa yang kita inginkan.. katakan saja, mama maunya kamu seperti ini.
Ask ; pergi ke pasar jika tidak dipenuhi, dia nangis, guling2... kan malu jika tidak dikasih, tpi kalo di kasih jadi salah asuhan.
Saya sering membawa anak ke mall, toko buku,
Dulu sebelum ada ilmunya... mau ini mau itu, kalo lagi ada duit dibeliin juga tapi kalo lagi ga duit aargggghh... perang di tempat...
Namun sekarang
Program dari malam besok kita ke toko buku n masing2 boleh beli 1 buku selesai, ada perjanjian dengan anak. Budget sekian.
Solusinya sebelum berangkat kemanapun buatlah agreement... anak punya program sendiri, budget sekian, pergi ketoko buku, mau berbuat apa lagi, n melakukan ini-itu. Jika mau main ke game station, harus di kasih batasan. Dan untuk jalan-jalan juga Ada anak yang jika di ajak tanpa agreement maka dia akan melampiaskan kekesalannya pada setiap apapun yang diliatnya. Karena skejulnya telah kita hancurkan. Sehingga apapun di jadikan ayunan.

Pertanyaan lain: Anak saya sudah remaja, n punya penolakan n gmana cara agar mereka tidak merasa bahwa kita tidak otoriter. Anaknya laki 3 orang semua...

Jawab :
Dewasa pendekatannya beda
0-13 adalah usia yang gampang untuk mengubah perilaku.critical area sudah mulai menguat. Nah jika telah lewat dari masa itu maka pendekatan kita adalah sebagai seorang sahabat. Keakuannya terbentuk dengan kental, ada yang mengalah tapi tak rela, ada yang frontal lari dari rumah. Inilah aku, yang mau mama dan papa itu bukan aku. Tp hanya tuk membahagiakan orang tua.. Ayo sholat, ayo mandi, ayo belajar kamu sekarang. Jangan militer. Apalagi di depan orang maluuu.....so Jika anak sudah dewasa jadikan dia sahabat. Sedikit menurun ga masalah, menjadi muda lagi. Dg bahasa2 mereka, sehingga gampang untuk berkomunikasi dg anaknya dan gampang untuk mengarahkan mereka. Yaitu bahasanya menembus ruang dan waktu Pengalaman saya,abang saya yang lagi kerja jauh kirim surat, ibu jangan menangis, jika ibu menangis maka aku juga akan menangis. Maka Manfaatkan ikatan batin ini mengarahkan dia untuk hal-hal yang positif. 081374614730.

Sesi terapi :
Kita semua inginkan sebuah keluarga yang sangat bahagia... apapun posisi skrg rilekslah... santai,,,yang nyetir istirah sebentar, msuk kdlam sendiri, bisa dengarkan musik apapun itu, merasakan dinginnya udara, menciptakan gambar ttg masa lalu kita, dan kembali ke masa lalu kita dengan mudahnya liat mereka dg real, n ingat kmbl apa yg merka katakan. Kita ingat kembali pesan2 yg mereka katakan masa lalu,lihat perlahan orang2 yang powerfull di mata kita, dengarkan apa yang mereka katakan dan kita punya pilihan mana yang bisa kita katakan ya mana yang kita katakan itu keterbatasan yang ada pada mereka. Mereka memiliki pengaruh positif n negatif.
Ketika kata2 mereka tidak memberdayakan kita, maka liatlah sebenernya mereka inginkan kita sukses, berhasil, berdaya, tumbuh dan kembang menjadi orang yang sukses, bahwasanya mereka inginkan kita orang yang sukses dan berhasil. Dengarkan kembali kata2 mereka dan lihat kembali sikap2 merka. Mereka inginkan keberhasilan ada pada diri kita, kemudahan dalam setiap langkah kita, kesuksesan ada pada setiap usaha kita , siapapun itu bahwa mereka sayang kepada kita. Lebih berdaya lagi Kita penuh dg kata2 positif, dilingkupi oleh2 orang yang inginkan keberhasilan atas kita.dan kita dapat melihat dengan mudah melihat anak2 kita, melahirkan sendiri anak2 kita . Dan dengan mudah kita membesarkan mereka memberikan kata2 positif untuk anak2 kita tumbuh subur sehat dan sukses , sehat dan kreatif... amiin.
---ooo---

Stigma Pada Anak

Melabeling anak, terjadi dalam kondisi yang tidak terkontrol memberi cap pada anak seperti “wah kamu emang ga suka makan sich”, makanya dengerin omongan mama, kamu sich ga mau dengerin mama. Biasanya pemberian label ini terjadi dalam kondisi lepas kendali, dimana orang tua mengeluarkan ucapan yang merupakan respon terhadap apa yang ia lihat. Hal ini terjadi hampir di seluruh keluarga, dan yang mengkhawatirkan adalah orang tua yang responsive cenderung memberikan label yang negatif. Ada sebagian orang yang member pembenaran dengan mengatakan “lebih baik aku keluarkan daripada dipendam-pendam”. Yang tidak disadari oleh para orang tua adalah efek dari pemberian label ini pada hari-hari berikutnya, masa depan, psikologi, pergaulan dan konsep diri dari anak. Perlu disadari bahwasanya dengan member label pada anak, secara tidak sadar kita mengkreate anak kita menjadi apa yang kita katakan tersebut.
Inilah anakku, me-create, ketika mengatakan anak kita bandel, ga mau denger, nakal, suka mengganggu adiknya dan ini menjadi beneran terjadi pada anaknya, sehingga list nya unlimited. apa bener Labeling ini negatif semua, kan tujuannya untuk memberi tahu ini lo kesalahannya.. Perlu di ingat bahwa pendidikan bagi anak perlu diperhatikan mengalami perubahan. Kita punya pilihan sebenarnya, Kita punya pilihan label netral, positif atau negatif, namun sering kali si orang tua berada dalam kondisi emosional tak terkontrol sehingga label yang adalah label yang negatif. Padahal ada pilihan labeling positif. Yang perlu disadari oleh setiap orang tua dan kita semua hidup itu pilihan.
Emosi muncul juga karena pilihan, kita adalah penyebab, bukan akibat, ada orang yg sikapnya kurang menyenangkan, silahkan kita mau marah, atau di diamkan. First efectnya adalah marah namun Ini adalah kesempatan bagi kita untuk memberikan atau show akulah si sikap mulia, sabar, belajar untuk mengambil sikap untuk anakku.., namun terkadang kita lebih sering mengambil sikap negatif. Karena kita merasa itulah yang paling nyaman selama ini. Padahal memaafkan mengambil pelajaran atau mencari cara-cara lain itu adalah cara2 yang jauh lebih nyaman dan menyenangkan. Karena energinya lebih besar, memaafkan itu menyenangkan positif, nyaman, dan energinya lebih besar, seperti quantum phisical, anti kerutan, obat awet muda, untuk energi cinta, sayang,.. permisif, ada perbedaan antara tegas dan marah. Tegas yaitu ketika bikin rule maka ikuti. dan jika ada yang melanggar maka harus tegas..beda dgn marah marah itu emosi, yaitu efeknya marah tanpa sadar, ga normal lagi fikirannya, seperti petinju meninju sansak,, 2. Marah diikuti dg penyesalan, 3. Marah diikuti dengan rasa capek yg luar biasa, nah capek ini bikin cepat tua..
Tegas, itu ada aturan, bisa kata2nya keras bisa kata2nya tegas. Kata2 tegas dan kata2 marah, tegas ada pembelajaran tidak sebaliknya. Ada kisah, ada seorang tua pemarah dan emosi kemudian mengakibatkan anaknya cacat. Kita punya pilihan. Sebagai orang tua kita pny pilhn kata-kata sikap, cara, u mhdapi anak kita. Plhn kt slm ini adal (-). Memberi label pada anak Karena uncontrol.. mari buka cakrawala, buka hati, kita bgmana caranya ??? key word WHAT DO I WANT??
Contoh anaknya tidak mau makan, apa yang harus dilakukan ? Orang tua sering mengatakan apa yg terjadi. Bukan what do i want, karena yang kelihatan itu...Dia mengganggu adiknya.. sehingga menutup pertanyaan tadi what do i want?

Seorang tua yang sangat miskin punya kuda putih yang cantik, semua org suka kuda tsb. suatu hari Banyak yang ingin beli, dan menawar dengan harga tinggi sehinga raja ingin membeli dan menawar dengan harga tinggi Berapapun harganya akan ku beli namun orang tua tersebut tidak mau menjual. Dan orang tua tersebut mengatakan maaf saya tidak akan menjual kuda tersebut karena kuda tersebut bagi saya sudah lebih dari saudara. Kemudian apa yang dikatakan oleh orang-orang dasar orang tua yang malang udah dikasih duit sebanyak itu tidak mau. Hingga suatu saat kuda tersebut tidak ada di kandang, dan apa yang dikatakan oleh orang-orang, malangnya nasib orang tua tersebut kudanya hilang, padahal kalau saja dia menjualnya mungkin dia telah mendapatkan banyak keuntungan. Uang tidak dapat dan kuda pun hilang. Kemudian orang tua tersebut mengatakan, jangan memberi nilai pada apa yang terjadi, cukup bilang kudaku hilang dan tidak ada di tempat, sudah. tidak usah bilang aku beruntung aku malang, dan cap-cap lainnya. Kemudian beberapa minggu berselang kuda tersebut kembali lagi dengan membawa beberapa kuda liar lainnya. Dan orang-orang disekitar pun berkomentar lagi kudanya kembali, duh jangan-jangan bener ni orang tua yang beruntung, kemudian orang tua itu berkata, jangan bilang aku ini orang yang beruntung cukup bilang saja ada beberapa kuda yang datang. Kemudian si anak orang tua tersebut belajar mengendalikan kuda sampai tulangnya patah-patah, kemudian orang-orang berkata lagi tuh kan memang orang tua itu malang liatlah anaknya patah-patah karena belajar berkuda. Dan kemudian orang tua tersebut berkata lagi, sudah jangan labeli aku dengan cap-cap seperti itu. Cukup katakan saja anak ku terjatuh dari kuda dan patah, sudah, tak perlu melabeli ku dengan kata-kata aku beruntung, aku malang. Hingga singkat cerita suatu waktu raja memerintahkan kepada seluruh pemuda di desa tersebut untuk ikut berperang. Namun anak orang tua tersebut tidak jadi ikut perang karena tulang anaknya patah-patah. Dan orang-orang berkata lagi ternyata kita memang tidak bisa untuk melabeli si orang tua tersebut. Something is happening, Apa yg sebenernya yang kita inginkan dari apa yang terjadi.
Kita cendrung memberi label dan itu negatif, maka rubahlah cara kita, kita cendrung mengikuti dengan cara kita di besarkan dulu, kita dulu dibesarkan dg pola asuh yang harus sama dg masa kita. Mari kita Rubah!! Krn zaman telah berubah. Life must easier.
Labeling positif, apa tidak menyebabkan anak GR., Labeling positif sebaiknya juga dijelaskan, nakal nya seperti apa? Cantiknya seperti apa? Labelnya negatif kenapa?... kamu bisa jadi anak baik kan? Kamu anak pintar bisa ini.... Ketika melabeli dirumah maka akan terbawa main keluar, jika negatif dari rumah, maka di luar pun dia juga bersikap tidak baik. Guru2 disekolah, sekolah tu justru membuat anak bodoh. Karena ada yang antipati dengan sekolah maka keluar statement sekolah itu bikin bodoh. Control orang tua kan tidak sejauh itu, maka ketika mereka pulang maka cleansing, ketika mengantar dan menjemput mereka maka labeli mereka dengan hal-hal yang positif dan tanya apa yang terjadi di sekolah, apa yang menyenangkan di sekolahan tadi, jadikan sekolah itu adalah sebuah tempat yang menyenangkan, bukan menyedihkan

Pertanyaan dari seseorang yang belum punya anak, namun suka labeling ponakan “kamu suka ngambekan”. Saya baru sadar Ternyata itu tidak baik ya, Jadi gmana cara nya buat menghilangkan karakter merajuk. Keinginan saya saya ingin dia tidak cepat ngambekan, Apa tipsnya?
Jawaban :
What do i want ( kita ingin dia menerima apa yang terjadi) tidak gampang terpatahkan hatinya, maka berikan pilihan lainnya,
Mereframe, bingkai yang berbeda. Susah diatur nya dimana?? Misalnya kreatif maka anak kreatif mudah di arahkan. Nakal itu gmana bagusnya ya? Ngambekan, kita ingin dia menerima itulah yang terbaik pada saat itu. Walau tidak sesuai dengan keinginannya. Artinya perlu motivasi untuk bisa menerima apa yang terjadi.. ini juga membuat kita kreatif dalam memilih sikap. Yang perlu di lakukan orang tua dan guru, apa sich tantangan kita buat kondisi yang seperti ini??
Pertanyaan lainnya: Terkadang orang tua Memberi label anak karena memang sifatnya begitu, karena dengan melabel agar si anak mengerti kesalahannya. Dan merubah sikapnya.
Jawaban :
Paling gampang itu menceritakan apa yang terjadi, Dia memecahkan gelas, jangan tuh kan... paling gampang menyalahkan orang lain, anak. Sebaiknya jika melabeli kita juga harus memberi penjelasan, kamu memecahkan gelas karena kamu tidak hati-hati, maka untuk selanjutnya maka harus hati2.. ato mengganggu adiknya... itu tadi bukan kamu anak mama yang baik, tadi itu anak mama yang dulu2... nakal itu, kebetulan lagi nakalnya. Anak mama2 ini baik, sayang sama adik, boleh labeling tapi jangan langsung ke anaknya. Definisi nakal itu seperti ini, itu, but not u, some one else...
Seorang paman yang putus asa bertanya: Saya punya ponakan yang nakalnya minta ampun, gmana caranya??
Jawaban:
Ketika kita telah melabeli dia dengan nakal, maka ya memang itulah yang terjadi sehingga apa yang kita liat tentang dia ya itu nakal. Ketika dia melakukan sesuatu yang menurutnya itu kreatifitas namun itu kita labeling dia dengan kata nakal2 maka kedepan stigma dia telah tecantum seperti itu.
Pertanyaan lain: Bg hasbi, ada yang bilang gini, anak2 nakal itu wajar, tp yang ga wajar itu kurang ajarnya... gmana solusinya
Jawaban :
Kadang-kadang Anak2 itu mengeksplorasi, atau cari perhatian, meskipun ekstrim mencubit, menggigit dll.. bisa jadi itulah cara-cara mereka untuk cari perhatian, maka perlu kita koreksi, apakah perhatian kita ke dia telah full?? ato perhatian kita tercuri terambil dari yang lain, tuliskan kata-kata terindah kita utk mereka.kita sering menyalahkan anaknya, sehingga dia sering bilang dia tidak mau mendengarkan aku. Tapi apakah si mama melakukan dengan cara yang benar berkata??, mungkin si anak berfkir anaknya ingin pelukan, perhatian kasih sayang, , secara tersirat. Orang tua harus paham apa yang diinginkan oleh anaknya.
Sekilas : Galilah hal2 positif dari anak kita,. Jika ada kita melihat hal2 yang tidak seperti biasanya anggap saja itu eksplorasinya dan berikan perhatian yang lebih padanya.
---ooo---