Senin, 17 Oktober 2011

Ada Apa dengan Pola Asuh

Anak-anak memiliki karakter yang berbeda-beda meskipun orang tuanya sama, bahkan terkadang mereka memiliki cara berfikir yang berlainan padahal pola asuhnya sama kemungkinan besar sama. Orang tua sukanya membedakan ada juga yang sama, setiap anak punya karakter sendiri, every human is unique… CPU (Central Prosessing Unit) itu seperti fikiran Seperti kita menyalakan computer dan ingin mengetik, namun karena tidak paham seperti apa computer tersebut, meski telah dipencet-pencet keyboardsnya tetap aja programnya tidak jalan-jalan. Yang ada malah melampiaskan kekesalan dan kemarahan pada computer misal di banting, dipukul dan sebagainya. Begitu juga ketika kita ingin menginput sesuatu kepada si anak, maka terlebih dahulu si orang tua paham seperti apa karakter anak-anaknya. Namun sering orang tua memperlakukan seperti itu terhadap anak, ketika apa yang diinginkan oleh orang terhadap anaknya tidak terpenuhi maka orang tua kerap memukul anaknya dan memarahi anaknya. Sebenarnya yang salah adalah orang tuanya, atau programmernya, sebagai penginput datanya.
Fikiran adalah CPU nya anak kita, sering terjadi fikiran orang tua yang ingin dimasukkan ke anaknya. Karena si orang tua tidak paham apa mekanisme fikiran anak-anak. Bahkan bisa menimbulkan traumatik. Misal karena melihat wajah ayahnya yang sangar ketika marah, (mendapat info dari the nany 911), bahwa si ayah harus memperlihatkan wajah marah kepada anaknya. Sehingga anaknya merasa takut dan ketika anak takut sang ayah bangga dengan hal itu. Si ayah berfikir dengan begitu dia bisa mengendalikan fikiran anaknya. Namun ada hal yang menjadi efek buruk bagi si anak yaitu menimbulkan trauma. Seperti ada anak-anak yang trauma atau phobia dengan kancing baju, makanan, cicak, warna tertentu dsb. Trauma tadi disebabkan karena melihat wajah sangar sang ayah, takut kalau ayah marah dan tertanam dalam fikiran mereka. sebenarnya trauma itu bukan ditimbulkan dari bawaan, tapi karena bawaan orang tua sewaktu kecil terhadap anak-anaknya. Trauma itu berbahaya. Traumatik eksperience.
Disinilah perlunya kita memahami pikiran, bagaimana pikiran tersebut bekerja untuk membuat lebih mudah dalam mendidik anak kita, memprogram dia dengan dengan hal-hal yang positif, jauh lebih gamblang, nyaman dan mudah. Bagian dari fikiran itu sendiri ada fisiologi fikiran secara umum terbagi 2:
1. sadar, dan
2. tidak sadar
88 % fikiran tidak sadar kita digerakkan setiap hari.... seperti menghidupkan mobil. Jika kita mengerjakan secara sadar...kita akan mengingatnya secara berurut (kronologis) dan apabila telah terbiasa kita tidak perlu lagi untuk mengingat-ngingatnya karena telah hafal maka hal itu jadi kebiasaan dan dan bahkan tiba-tiba tidak terasa telah sampai di tempat tujuan (di kantor). Dalam fikiran tersebut Ada namanya kritikal area yaitu untuk memfilter informasi yang masuk. Ada orang tua yang pintar untuk membypass kritikal area anaknya. ada emosional, logical... pikiran sadar hanya ingat 1-1,5 jam short time memory. Ada informasi yang di buang, di pegang, di abaikan... anak-anak punya kritikal area yang sangat tipis... seperti umur 3 tahun sehingga apapun yang kita masukkan dia terima semuannya... starting membentuk karakter anak.. pada masa-masa golden age sangat berpengaruh... untuk memprogram anak. Kasus Ada anak yang merokok, ngomong jorok, akting seperti orang dewasa. Kenapa kok bisa? Itu karenaLingkungan sekitar lah yang membentuk dia seperti itu. Sehingga orang tua harus hati-hati untuk memberikan labeling, persepsi... ini masa memori panjang, keep all his life, ada orang dewasa masih takut dengan karet. bapak-bapak Takut dengan cicak. Dan hal ini tersimpan dalam longterm memory alam bawah sadar manusia.
Hipnotis, hipnoterapis adalah orang yang memiliki kemampuan membypass crtical area. Anak-anak di atas 12 tahun ke atas punya critical area yang tebal, ke akuan, dll maka sebagai orang tua harus memiliki skill untuk membypass critical area sia anak. Banyak orang tua ngeluh... gini aja ga bisa, harus berapa kali disuruh.. dll ini sering kita dengar. Hal ini sering kali terucap dari orang tua melalui fikiran sadar sehingga kata-kata tersebut tidak memahami pola dan karakter si anak.. orang tua harus mempunyai skill untuk membypass critical area anak.
Pertanyaan: Ponakan ingin menjadi seperti saya seorang guru, padahal saya ini om nya.. gimana caranya?
Jawaban : pada anak-anak yang berperan adalah pikiran bawah sadar, dan akan cepat mengikuti suatu figur yang memiliki otoritas yang kuat menurutnya sehingga dia ingin meniru. Hingga suatu saat nanti dia bertemu orang yang memiliki figur yg lebih kuat lainnya, , contoh tontonan film sinchan.. di Jepang itu sebenarnya film dewasa. Namun di Indonesia dijadikan sebagai film yang di tonton anak-anak. bagi orang tua jadilah orang tua yang menjadi sosok yang dibanggakan oleh anak-anak. malangnya orang tua menjadi bangga karena menjadi sosok yang ditakuti oleh anak-anak. pesan ayah tidak diikuti., di takuti bukan di senangi, wibawa tidak dicipktakan dari sosok yang ditakuti. Namun hormat itu muncul dari sayang kita ke anak, ketika anak butuh kita ada, ketika anak ada masalah kita bisa memberi solusi untuk menyelesaikannya, sebagai orang tua harus respect terhadap anak, problem solver, namun karena takut si anak jadinya bersikap pura-pura, didepan kita bilang oke, namun dibelakang kita dia melawan. Karakter yang ada di sekeliling dia,

Jika orang tua bekerja maka faktor yang dominan untuk membentuk karakter anaknya adalah lingkungan. Namun jika orang tua cerdas bisa berinteraksi dengan anak secara intens kepada anak, dengan pola-pola tertentu, orang tualah yang dominan. 90% lebih itu sikap anak berawal dari orang tua, termasuk membiarkan anak dibentuk oleh lingkungan, itu juga peranan orang tua. ada orang tua yang lepas tanggung jawab karena telah merasa menitipkan anaknya pada sekolah yang lengkap dengan segala fasilitas tanpa mau tau tentang anaknya. Ini efeknya bahaya karena membiarkan anak di bentuk oleh lingkungan bukan dari orang tuanya. Seperti TV jangan dijadikan programmer anak, orang tua sedikit malas untuk memperhatikan tumbuh kembang anaknya. sehingga membiarkan anaknya di program oleh TV dan lingkungan yang terkadang efek negatif, lalu kemudian hari bertanya pada diri sendiri, salah apa ya?
Fungsi Fikiran sadar sangat mengidentifikasi apa yang dilihat, didengar dan dirasakan, fungsi menganalisa untung-rugi, bahaya-aman, membandingkan, analisis kemudian memutuskan.
Sementara fikiran bawah sadar membentuk kebiasaan, emosi dan menyimpan memory yang disimpan dalam jangka panjang, proses dari fikiran sadar ke fikiran bawah sadar ada filter untuk setiap informasi yang didapat critical area. semakin dewasa semakin banyak yang dibaca, dilihat, interaksi, semakin dewasa anak semakin sulit dibentuk karena critical areanya sudah tebal. Karakter itu yang enak didengar, yang enak di ajak bicara. The nany 911 menyuruh anak diam. Bagus, tapi harus dijelaskan apa salahnya dan apa yang kita inginkan...

Pertanyaan di FB: Bagaimana caranya jika si anak dalam keluarga hidup dengan idiologi yang beda namun tetap bisa hidup rukun?
Jawab:
Disini posisinya Jati diri anak telah terbentuk, cari area kita yang sama, dan perbesar area itu, jika kita memiliki perbedaan perkecil ruangnya.. sehingga harmonisnya ketemu.. seperti pasangan baru ketemu, Langkah-langkah untuk membypass anak dengan benar


Therapy time :
Sebagai orang tua kita harus memiliki kapasitas untuk berkomunikasi dengan siapapun...bayangkan dengan jelas wajah anak kita... rasakan kehadiran mereka di samping kita bayangkan kita bisa bicara dengan mudah dengan mereka. Ada yang merasakan kasih sayang itu dalam bentuk kehangatan... perbesar rasa itu, dan semakin besar... ketika kita mendatangi anak kita dengan rasa sayang kita pada mereka, dan yakini kalau dia juga merasakan rasa sayang kita padanya.. semakin besar sayang kita... kemudian kita bisa sampaikan kata-kata positif, mengidentifikasi, ucapkan sayang kita pada mereka, kita cinta mereka, dan inginkan kebaikan untuk mereka. Ingin merubah mereka ke arah yg lebih baik, rasakan sayang kita mengalir lebih mendalam kepada anak kita...repetisi pengulangan untuk menembus critical area... jadilah orang tua yang disayangi dan disegani bukan yang ditakuti. Cari pic emotion... puncak emosi... masukkan pesan saat dia menonton film edukatif... menyampaikan pada masa hipnotic time, bangun tidur dan menjelang tidur sampaikan... paradigma perintah kepada percakapan...identitas anak biasanya meniru orang disekitarnya.. karakter yg diliatnya.. guru juga demikian..
---ooo---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thanks for your comments.
May your life fill up with happiness.