Senin, 20 Februari 2012

Like vs Deslike

Suka adalah perasaan subjektif yang sering membutakan. Terkadang kita menyukai sesuatu tanpa alasan yang jelas, namun tak jarang kita menyukai sesuatu karena alasan-alasan tertentu seperti kesamaan, kenikmatan, ataupun kenyamanan yang kita dapatkan dari sesuatu yang kita suka.
Tidak suka (deslike) pun merupakan sesuatu yang juga sangat subjektif. Pada saat yang lain menyukai sesuatu, kita entah karena egoisme kita, atau karena kealfaan kita melihat kelebihan dari sesuatu tersebut menyebabkan kita begitu tidak menyukainya.
Sekarang mari kita lihat untung ruginya ketika kita menyukai atau tidak menyukai sesuatu.
Ketika kita menyukai sesuatu, kita cenderung untuk berfokus pada sisi positifnya dan mengabaikan bahkan menyangkal sisi negatif yang mungkin ada. Sebaliknya, ketika kita tidak menyukai sesuatu, kita cenderung untuk hanya berfokus pada sisi negatifnya dan mengabaikan atau pun tidak menganggap penting kelebihan yang ada pada yang tidak kita suka.
Sebagai contoh, ketika kita menyukai suatu merk motor atau mobil tertentu kita akan mengabaikan ketidaknyamanan yang kita rasakan. Bahkan kita berfikir ada yang salah dari cara kita mengendarai kendaraan tersebut.
Ketika kita tidak menyukai merk kendaraan tertentu, pada saat kita mengendarainya, kita cenderung mencari-cari kelemahan ataupun kesalahan yang ada pada kendaraan tersebut. Alih-alih bertanya kesalahan kita dalam cara mengendarai, ketika cara kita salah dalam mengendarainya kita cenderung menyalahkan kendaraan tersebut.
Nah pelajarannya: ketika kita tidak menyukai sesuatu jangan-jangan sesuatu tersebut memiliki banyak kelebihan dan sangat berguna buat kita. Maukah kita belajar dan mengambil manfaat dari apa yang tidak kita suka?
Ketika kita menyukai sesuatu sudahkah kita benar-benar melihat kekurangan yang mungkin ada untuk kemudian kita perbaiki sehingga kita semakin menyukainya.
Bagaimanapun, semoga anda menyukai tulisan ini...

Selasa, 14 Februari 2012

Mendisiplinkan Anak

Kedisiplinan adalah kepatuhan pada peraturan dan tatanan yang ditetapkan. Karena itu yang pertama sekali dilakukan adalah pembuatan peraturan dan penetapan tatanan yang diinginkan. Contoh, ketika orang tua menginginkan agar anaknya teratur dan disiplin dalam menjaga barang-barangnya, maka orang tua harus menetapkan bahwa setiap kali suatu barang selesai digunakan maka segera diletakkan di tempat yang telah ditentukan. Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa prasyarat untuk peraturan tersebut bisa ditegakkan sudah tersedia. Seperti contoh tadi, maka lemari ataupun tempat penyimpanan barang-barang tersebut sudah tersedia dan bisa diakses oleh anak, bila tidak maka kemungkinan besar peraturan tinggal peraturan.
Dan yang terakhir adalah memastikan bahwa ada evaluasi dari setiap peraturan yang hendak ditegakkan. Dengan adanya evaluasi bisa ditentukan konsekwensi dan terlihat tingkat konsistensi sehingga bisa ditentukan sebuah koreksi.

Selasa, 07 Februari 2012

Bermain dengan Bayangan

Everything created twice, itu yang sering kudengar.
Yang kutemui adalah fenomena berikut:
1. Seorang anak SMA pernah mengatakan dia ingin menjadi seorang PENGACARA (pengangguran banyak acara), lalu dia bersekolah hingga menamatkan kuliah di fakultas hukum sebuah perguruan tinggi yang cukup ternama. Bahkan ia sempat mengenyam pendidikan untuk menjadi seorang Pengacara. Yang terjadi adalah sampai saat ini ia menjadi seorang PENGACARA, yang hilir mudik bukan ke ruang pengadilan lalu ke client, tapi dari satu daerah ke daerah lain, tanpa jelas apa yang hendak dicapai. Yah ia menjadi seorang pengangguran yang banyak acara.
2. Seorang anak muda bertemu dengan seorang gadis yang sangat-sangat cantik.Lalu dia mengatakan pada dirinya kalo dia akan menjadi sangat bahagia bila bisa mendapatkan sang gadis sebagai kekasih hatinya. Dan tidak berapa lama mereka pun menjadi pasangan yang selalu berdua.
3. Seorang gadis remaja yang sedang berbunga-bunga karena selalu mendapatkan perhatian dari sang pujaan hati. Tak berapa lama sangat pangeran mendapatkan pekerjaan yang mengharuskannya bertemu banyak orang. Entah karena kasih sayang yang berlebihan, entah karena rasa memiliki yang begitu tinggi, atau karena alasan yang lain, sang gadis selalu mengontrol sang pangeran. Dirinya selalu dipenuhi kecemasan takut kalau sang pangeran direbut orang. Tak menunggu terlalu lama, ternyata sang pangeran sudah diambil orang, tinggallah sang gadis dirudung kesedihan dan hati yang terluka.
Hmm...masih ingat: Everything Created Twice. Once in our mind, then IT becomes REALITY.
Dari ketiga fenomena real yang pernah kusaksikan ternyata kita harus berhati-hati dengan bayangan yang kita ciptakan dalam fikiran yang bisa berbentuk lintasan fikiran, lontaran ucapan, maupun kekhawatiran yang berlebihan.
Pertanyaan untuk orang tua: Bayangan apa yang melintas di kepala kita ketika melihat kelakuan anak kita, komentar apa yang meluncur dari lisan kita disaat melihat perbuatannya, apa kata batin kita pada waktu menyaksikan tingkah polah mereka...?
Pertanyaan untuk pelajar dan mahasiswa: Bayangan apa yang bermain dalam fikiran anda ketika berada di ruang kelas anda, ketika melihat lawan jenis anda, ketika membayangkan kemana anda setelah tamat anda?
Untuk anda yang pelaku bisnis ataupun pemilik usaha: Apa yang terlintas dalam fikiran anda mengenai usaha anda, tentang customer anda, tentang mitra, dan jalannya usaha dua - tiga tahun yang akan datang...?
Untuk anda yang sudah memiliki pasangan: Masihkah wajahnya sama atau bahkan lebih baik seperti dulu saat ia anda impikan...?
Yuk lebih bijak dalam membuat GAMBAR difikiran agar bisa kita nikmati hasil CETAKnya dikenyataan kehidupan kita.

Workshop-Therapy: Smart Parenting


Untuk menjadi seorang banker kita harus kuliah lebih dari tiga semester lamanya, padahal seorang banker bekerja tidak lebih dari 8 jam sehari.
Untuk menjadi seorang chef banyak yang menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, padahal kerjaan chef tidak lebih dari 10 jam dalam sehari.
Untuk menjadi professi apapun dalam keseharian kita, kita akan temukan sekolahnya setidaknya ada pelatihan yang membuat kita menjadi lebih baik dan dapat menjalankan tugas dan fungsi dengan sempurna.
Lalu bagaimana dengan profesi kita sebagai ORANG TUA? Ketrampilan apa yang sudah kita miliki untuk menjadi orang tua?

Tapi untuk menjadi ORANG TUA (AYAH-BUNDA) yang merupakan FULL TIME JOB, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, tidak banyak yang menyadari perlunya menyiapkan ilmu menjadi ORANG TUA yang bijak.
Untuk itulah Kami menghadirkan acara yang luar biasa, acara yang menjadikan ANDA orang tua yang Bijak dan dihormati oleh anak-anak ANDA.
Acara ini merupakan intisari pembelajaran yang didapat dari pengalaman di ruang therapy, penglaman dengan anak-anak sendiri, pengayaan wawasan dari banyak bacaan yang berserakan mengenai pendidikan anak.
Untuk memastikan tekhnik-tekhnik yang dibahas dikelas benar-benar digunakan di dunia nyata kehidupan orang tua-anak, maka seminggu setelah pelatihan (tanggal 19 Februari) peserta diminta untuk bertemu kembali dan mengevaluasi aplikasi tekhnik yang mereka lakukan di rumah ataupun di kelas (bagi guru dan tenaga pengajar).
Kesempatan luar biasa ini hanya untuk orang tua yang benar-benar menginginkan kesuksesan untuk anak-anaknya, untuk guru-guru yang tulus ingin membimbing siswanya secara lebih bijak, untuk pribadi-pribadi yang ingin terus menginspirasi diri dan orang-orang sekitarnya.
Ikuti workshop ini dan bersyukurlah anda mendapatkan skill menjadi orang tua yang BIJAK.
See you in the class...!